trik nih buat sobat sobat yang akan menghadapi ulangan/ujian

Tanpa Basa basi banyak langsung aja nih simak triknya

1. Tidak menggunakan sistem kebut semalam
saat menjelang ujian, sebaiknya kita tidak menggunakan sistem kebut semalam apalagi bahan ujian yang banyak. saya sarankan sebaiknya belajar 2 jam saat menjelang ujian, dan jangan sampai belajar hingga larut malam karena dapat menggagu kesehatan.

2. konsentrasi pada materi
konsentrasi dibutuhkan saat belajar saat menjelang ujian. jangan sampai kita bermain-bermain sambil belajar, karena kita bisa lupa akan materi tesebut. saya sarankan belajarlah dalam kondisi tenang seperti di kamar agar kita dapat berkosentrasi

3. menghafal sambil menulis
Ini tips dari saya update. saat biasanya menjelang ujian, saya biasanya menghafal sambil menulis karena itu sangat efektif seperti halnya membuat rangkuman atau catatan yang keluar saat ujian tersebut. setelah kalian hafal, coba kalian baca kembali sampai hafal. selamat mencoba

4. mempelajari bahan yang sudah sediakan guru
Tips ini sangat penting karena tidak ada guru yang memberikan ulangan yang keluar dari bahan. oleh karena itu, pelajarilah semua yang sudah diberikan guru kepada kalian.

5. percaya pada diri sendiri / optimis
untuk tips ini adalah sangat penting saat kita sudah selesai belajar. setelah kita belajar, selalu optimis jangan takut pada ujian yang akan datang tersebut karena kalian sudah belajar. dan saat ujian dimulai, sebaiknya berdoa terlebih dahulu agar Tuhan dapat membantu kalian saat kalian mengerjakan ujian tersebut.

6. Saya Sarankan Belajar Di pagi hari
 mengapa saya bilang begitu?  karna kalau belajar pagi" atau subuh subuh pelajaran akan mudah masuk ke otak  karna pikiran Masih jerni .  Beda kalau siang siang cuaca panas hahaha

7. Belajar Jangan Ngebut Ngebut
Belajar dengan terburu buru  saya sarankan jangan di lakukan karna kalau kita belajar dengan terburu buru pelajaran yang kita pelajari akan mudah hilang



" Bagaimana Menurut anda tentang Artikel ini ?, Senang rasanya bila anda mau berbagi pendapat tentang artikel ini :)"

Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Menghadapi Ujian

1. Belajar Kelompok
Bosan belajar sendirian? Coba saja belajar secara kelompok bareng teman. Belajar kelompok merupakan salah satu belajar yang baik dan efektif. Dengan belajar kelompok kegiatan belajar akan menjadi sangat menyenangkan karena ada temannya. Belajar secara kelompok sebaiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar bisa termotivasi dan ketularan pintar.
2. Coba Rajin Membuat Catatan Atau Intisari Dari Pelajaran
Setiap bab pelajaran selalu ada bagian-bagian yang penting. Nah bagian yang penting ini sebaiknya dibuat catatan di buku tersendiri. Cara belajar yang baik dengan merangkum bahan atau materi pelajaran juga sangat berguna saat menghadapi ujian.
3. Selalau Disiplin Dan Tekun Dalam Belajar
Yang penting di sini adalah kualitas belajarnya. Walaupun hanya 1-2 jam sehari tapi kalau di lakukan setiap hari pasti akan lebih baik dari pada belajar dalam waktu yang sangat lama pada waktu tertentu saja. Misalnya hanya belajar kalau ada ulangan atau ujian saja.
4. Bertanya Kalau Belum Paham
Biasanya saat guru selesai membahas satu mata pelajaran akan bertanya pada murid muridnya. Apakah sudah jelas? Jangan ragu dan takut untuk bertanya kalau memang kurang paham atau kurang mengerti.
5. Hindari Sukap Tidak Jujur
Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu mencontek. Bagaimana dengan tips cara belajar yang baik diatas mungkin masih belum bisa meningkatkan hasil belajar anda?
Cara Belajar Yang Baik Ini masih ada beberapa tips cara belajar yang baik efektif dan efisien nih...
Tips Cara Belajar yang Baik
1. Ciptakan suasana yang kondusif
Dalam belajar, kamu harus menciptakan suasana yang kondusif, nyaman dan tenang untuk belajar. Cara ini merupakan salah satu cara belajar yang baik karena bagaimanapun jika ingin materi yang kamu pelajari itu bener-bener masuk ke otakmu, kamu harus tenang dan dalam keadaan yang nyaman. Sehingga nggak mengganggu konsentrasi. Belajar di luar ruangan mungkin adalah pilihan yang cukup baik, karena selain lebih fresh, kita juga bisa lebih tenang dan nggak penat dalam belajar.
2. Lihat garis besarnya dahulu
Tips cara belajar yang baik dengan melihat garis besar materi. Jika membaca bahan pelajaran yang baru, jangan langsung menceburkan diri kedalamnya. Kamu bisa lebih meningkatkan pemahaman bila melihat sepintas garis besarnya. Lihatlah semua subjudul, keterangan gambar dan ringkasan yang ada. Jik membaca bacaan yang cukup panjang, maka bacalah dahulu kalimat pertama dari setiap paragrafnya.
3. Buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran
Tips cara belajar dengan teknik meringkas intisari dari pelajaran. Kalau kamu meringkas materi dari setiap bahan pelajaran ke dalam sebuah catatan kecil, maka akan sangat membantumu mengingat bahan pelajaran itu. Pada saat kamu menulisnya, kamu pasti membaca materinya lagi, bener kan? Itu akan membuatmu cepat hafal materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis kedalam buku kecil atau kertas yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga bisa dibaca kapan dan dimanapun kamu berada. Tips Cara belajar yang baik bukan?
4. Berlatihlah tehnik kemampuan mengingat
Cara Belajar Yang Baik dengan teknik kemampuan mengingat. Agar lebih mudah kamu ingat sebaiknya materi yang akan kamu hafal itu diubah menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan-singkatan dari warna pelangi, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Walaupun kamu jika menghafal langsung dalam 1 minggu sudah lupa, dengan menggunakan mnemonics seperti ini kamu bisa ingat sampai puluhan tahun lamanya.

5. Belajarlah dengan tekun dan rutin.
Tips cara belajar yang baik dan paling ampuh adalah dengan tekun dan rutin. Belajar tepat waktu dan serius juga sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar, apabila kamu jarang belajar maupun  hanya belajar jika akan ada ulangan pasti prestasinya gak akan maksimal. Jadi belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu untuk belajar. Juga jangan belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan, cara belajar yang baik seperti itu hasilnya juga nggak akan maksimal.


" Bagaimana Menurut anda tentang Artikel ini ?, Senang rasanya bila anda mau berbagi pendapat tentang artikel ini "
Semoga bermanfaat... J

Bosen dengan cara belajar kamu...?

Bagi teman teman yang masih kurang bisa belajar dengan baik wajib di baca nih okkkk...
Namun prestasi dan rengking semata bukan segalanya .... tingkatkan kejujuran semangat
Berikut Cara Belajar Yang Baik
Untuk bisa pandai dan pintar pastinya harus giat dan tekun belajar. Bagaimana cara belajar yang baik efektif dan tepat untuk murid/siswa. Kapan waktu yang tepat agar hasilnya juga maksimal.
Setiap orang bisa menentukan sendiri kapan waktu yang paling tepat untuk belajar. Apakah memilih pagi, sore atau mala hari. Semua sesuai dengan kondisi yang ada. Sebaiknya cara belajar yang baik di lakukan setiap hari, walaupun dengan waktu yang tidak lama. Misalnya 1 atau 2 jam setiap hari.
Banyak sekali murid-murid sekolah saat ini belajar ngoyo hanya jika ada ulangan atau ujian. Waktu yang paling tepat untuk belajar bisa di sesuaikan dengan mood dan toleransi tubuh kita. Tidak harus setiap malam. Kalau kita jam 8 atau jam 9 malam sudah merasa mengantuk bisa memilih waktu sore atau sehabis maghrib.
Jadi waktu belajar seseorang memang tidak bisa sama. Yang penting jangan terlalu memaksakan atau memporsir balajar hingga larut malam karena biasanya hasilnya juga tidak akan bisa maksimal.
Berikut Ini Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Menghadapi Ujian
1. Belajar Kelompok
Bosan belajar sendirian? Coba saja belajar secara kelompok bareng teman. Belajar kelompok merupakan salah satu belajar yang baik dan efektif. Dengan belajar kelompok kegiatan belajar akan menjadi sangat menyenangkan karena ada temannya. Belajar secara kelompok sebaiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar bisa termotivasi dan ketularan pintar.
2. Coba Rajin Membuat Catatan Atau Intisari Dari Pelajaran
Setiap bab pelajaran selalu ada bagian-bagian yang penting. Nah bagian yang penting ini sebaiknya dibuat catatan di buku tersendiri. Cara belajar yang baik dengan merangkum bahan atau materi pelajaran juga sangat berguna saat menghadapi ujian.
3. Selalau Disiplin Dan Tekun Dalam Belajar
Yang penting di sini adalah kualitas belajarnya. Walaupun hanya 1-2 jam sehari tapi kalau di lakukan setiap hari pasti akan lebih baik dari pada belajar dalam waktu yang sangat lama pada waktu tertentu saja. Misalnya hanya belajar kalau ada ulangan atau ujian saja.
4. Bertanya Kalau Belum Paham
Biasanya saat guru selesai membahas satu mata pelajaran akan bertanya pada murid muridnya. Apakah sudah jelas? Jangan ragu dan takut untuk bertanya kalau memang kurang paham atau kurang mengerti.
5. Hindari Sukap Tidak Jujur
Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu mencontek. Bagaimana dengan tips cara belajar yang baik diatas mungkin masih belum bisa meningkatkan hasil belajar anda?
" Bagaimana Menurut anda tentang Artikel ini ?, Senang rasanya bila anda mau berbagi pendapat tentang artikel ini "semoga bermanfaat :)

Sistem Pembelian


A.    Tahapan sistem pembelian tunai dan kredit:
1.     Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah persediaan kembali melalui observasi catatan persediaan.
2.     Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih memasok, dan membuat pesanan pembelian.
3.      Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima brang persediaan dari pemasok.
4.      Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan persediaan.
5.      Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok.
6.      Buku besar menerima ringkasan informasi dsri utang usaha dan pengendali persediaan.
B.     Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian tunai dan kredit :

·         Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
·         Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
·         Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
·         Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut.
·         Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
·         Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
C.     Fungsi
Dalam sistem pembelian terdapat 2 kegiatan utama yaitu kegiatan pembelian dan kegiatan penerimaan barang yang dibeli.
Fungsi pembelian dalam suatu perusahaan meliputi :
o   Pembelian barang dagangan, bahan baku, bahan penolong, suku caadang, dan berbagai supplies seperti supplies kantor,dll.
o   Pembelian mesin – mesin dan peralatan pabrik, serta peralatan kantor.
o   Pembelian perlengkapan pengepakan.
o   Pembelian – pembelian lain untuk keperluan perusahaan.
o   Memelihara hubungan dengan pemasok.
D.    Dokumen yang Digunakan untuk pembelian tunai dan kredit :
1.   Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2.   Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3.   Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
4.   Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5.   Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.
6.   Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok.
E.     Catatan-Catatan Akuntansi yang Digunakan untuk pembelian tunai dan kredit :
1.      Register bukti kas keluar, Adalah suatu jurnal untuk mencatat utang yang timbul dari pembelian.
2.      Jurnal pembelian, Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3.      Kartu utang, Jika dalam catatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang.
4.      Kartu persediaan, Dalam sistem akuntansi pembelian. Kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
F.      Prosedur Pembelian tunai dan kredit :
Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam perusahaan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian pembelian, penerimaan barang, hutang dan gudang,transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini :
ü  Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
ü  Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
ü  Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
ü  Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
ü  Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
ü  Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
ü  Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi.
ü  Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktor dari pemasok tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.



Diagram alir untuk proses Pembelian tunai
1.      Bagian Gudang melakukan pengecekan barang.
2.      Bagian Gudang membuat Form Permintaan Barang (FPB) rangkap 2. Form ke-1 diserahkan ke bagian pembelian dan satunya di arsip.
3.      Bagian Pembelian melakukan pencarian harga barang dan membuat Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
4.      SPPH dibuat rangkap 2, yang satu dikirim ke Supplier (pemasok) dan satunya di arsip.
5.      Berdasarkan SPPH, pemasok membuat Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap 2. Surat ke-1 dikirim ke bagian pembelian dan satunya disimpan.
6.      Berdasarkan SPH, bagian Pembelian melakukan pencarian harga yang cocok dan membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 3
7.      SOP ke-1 dikirim ke bagian penerimaan, SOP ke-2 dikirim ke Supplier dan sisanya di arsip.
8.      Suplier mengirim Barang dan Surat Penerimaan Barang (SPB) dan diterima oleh bagian penerimaan.
9.      Berdasarkan SOP dan SPB, bagian penerimaan melakukan pengecekan/pengocokan barang yang dikirim. Selanjutnya membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) rangkap 2. LPB ke-1 diberikan ke bagian gudang dan satunya di arsip.
10.  Bagian gudang mencocokan FPB dengan LPB dan memasukkan datanya ke Kartu Gudang (KG).


FLOWCHART SIKLUS PEMBELIAN TUNAI



Add caption

Diagram alir untuk proses Pembelian kredit


1.      Bagian pembelian memesan gabah, kemudian menerbitkan form pemesanan gabah.
2.      Form pemesanan gabah diberikan kepada bagian pemasok , kemudian bagian pemasok memesan gabah dan menghasilkan hasil panen dan nota pembelian.
3.      Hasil panen dan nota pembelian dibikrim ke bagian pembelian, dan bagian pembelian memberikan hasil panen ke bagian gabah dan nota pembelian ke pemimpin
4.      Bagian gabah membuat laporan penerimaan barang, dan laporan tersebut dibikin 3 bagian, yang pertama diarsip, yang kedua diberikan ke pemimpin dan yang ketiga diberikan ke pemasok dan di arsip oleh pemasok.
5.      Pemimpin memberikan bukti setor kepada pemasok dan satunya diarsip, pemasok mengecek dan menerbitkan surat pelunasan pembayaran yyang pertama diarsip dan yang kedua dikirim ke bagian pembelian.
6.      Bagian pembelian memproses surat pelunansan pembayaran dan membuat laporan yang pertama di arsip dan yang kedua diberikan kepada pemimpin.
7.      Dengan laporan penerimaan barang dan laporan pelunasan pembayaran, pemimpin membuat laporan pembelian dan kemudian di arsip.

" Bagaimana Menurut anda tentang Artikel ini ?, Senang rasanya bila anda mau berbagi pendapat tentang artikel ini "

Semoga bermanfaat:)

Manfaat iptek

BAB IPENDAHULUANA.     Latar Belakang             Pada saat ini kita ketahui, masalah yang sering terjadi pada perkembangan intelektual dan emosional masyarakat adalah ketidak seimbangan antara keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah dengan berbagai media. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian- pengertian, serta konsep- konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sekarang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan semakin modern mempengaruhi dunia pendidikan yang cenderung mengutamakan aspek kognitif (kecerdasan intelektual), sementara nilai-nilai afektif keimanan, ketakwaan, mengelola emosi dan akhlak mulia sebagaimana ditegaskan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kurang banyak dikaji dalam dunia pendidikan.             Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Di satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis- jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin- mesin otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi- formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Jadi, kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar- benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun, manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.B.     Rumusan Masalah             Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
1.      Apakah dampak dari ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kehidupan manusia sebagai masyarakat ?
C.     Tujuan            Tujuan dari rumusan masalah ini adalah untuk mengetahui dampak apa saja yang terjadi di masyarakat dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.BAB IIPEMBAHASANA.     TeknologiTeknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alatmesinmaterial dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitasmanusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun jika pada kenyataannya teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu Pengetahuan?
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Teknologi didefinisikan sebagai paduan sempurna antara ilmu (science), rekayasa (engineering), seni (art), dan ekonomi.
Dalam dunia ekonomi, teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi "dunia" terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu :(1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala "dehumanisasi", tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
B.     Perkembangan Iptek, Moralitas, Dan Ancaman             Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
             Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan melalui dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi industri yang menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir  tentu saja  tidak bisa  dipisahkan dari  iptek;  belum lagi  menyebut  kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.
             Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
             Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri.
             Sementara ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) berhasil menyediakan segala macam kebutuhan hidup sehari-hari, moralitas manusia bergerak mengancam hidup dan kehidupan manusia itu sendiri. Iptek telah membuktikan secara nyata kemampuan melipat ganda produksi mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan sekunder. Keadaaan ini diiringi dengan perkembangan mentalitas dan sikap hidup manusia yang semakin “materialitas” saja. Kecukupan sandang dan pangan sudah bukan lagi menjadi arah lagi kegiatan hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup. Yang menjadi arah kegiatan hidupnya saat ini adalah mengumpulkan uang dan harta kekayaan. Kebahagiaan sudah berubah menjadi barang nyata berupa limpahan materi.
Manusia memang berpembawaan “ serba labil”. Perkembangan Iptek justru memberi angina bagi upaya pencapaian kepuasan yang semakin tidak terbatas tersebut. Teknologi berali peran dari “alat hidup” manjadi “tujuan hidup”. Tidak jarang manusia terseret ke dalam keampuhannya sehingga tingkah laku tamak, serakah, zalim, dan sebagainya, mewarnai jiwa setiap orang. Demikianlah kecenderungan adanya peralatan teknologi yang tidak lagi sesuai dengan arti dan fungsinya, melainkan lebih dijunjung sebagai pengangkat martabat dan derajat pribadinya di mata masyarakat. Karena itu, jenis makana, minuman, pakaian, perunmahan, mobil, computer, telepon, dan sebagainya, menjadi atribut baru yang dikejar-kejar oleh hamper setiap orang demi prestise social dan kebahagiaan diri pribadi.
Perkembangan Iptek sebenarnya wajar-wajar saja, karena manusia mempunyai kemampuan pikiran yang misterius. Ia memiliki perasaan lembut, keinginan yang serba tidak menentu, dan pikiran yang tajam, yang semuanya sulit diukur. Terlebih lagi berkat sumber daya alam yang semakin menipis karena kepadatan jumlah penduduk dunia. Keadaan ini mengakibatkan manusia yang “makhluk budaya” itu melipatgandakan upayanya menjadi semakin nyata, praktis, dan pragmatis. Ajaran-ajaran agama, pandangan-pandangan kefilsafan dan bahkan teori-teori ilmiah mulai ditinggalkan, karena semua itu terlalu jauh dari pengadaan kebutuhan hidup sehari-hari. Suasana dan keadaan demikian merupakan peluang bagi teknologi untuk secara leluasa menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi segala kepentingan hidup.
Sejak ilmu pengetahuan berkembang menjadi semakin positif pada akhir abad ke-18 dan penemuan-penemuan teknologi pada abad ke-19, maka perindustrian pun berkembang pesat. Hal ini mengakibatkan adanya pelipatgandaan segala macam kebutuhan hidup. Akan tetapi, akibat sampingnya muncul kerusakan lingkungan hidup. Potensi sumber daya alam terancam habis. Pencemaran lingkungan air, udara, pencemaran tanah, dan sebagainya, semuanya mengancam kesehatan umat manusia.Bukan hanya masyarakat industri saja yang mengalami persoalan demikian, masyarakat yang sedang berkembang pun akan mengalami hal serupa. Karena bahan-bahan mentah kebutuhab industri dialirkan dari daerah yang sedang berkembang. Hal ini terjadi karena beberapa faktor.  Diantaranya adalah faktor kemiskinan. Faktor ini muncul karena kepadatan penduduk yang diikuti tingkat pendidikan pendidikan yangrelatif rendah. Hutan ditebangi untuk perluasan lahan pertanian, kapur pegunungan, karang laut dan semua sumber daya alam dikuras demi kepentingan pengadaan kebutuhan hidup minimal semata. Berawal dari rendahnya tingkat pendidikan pula, dapat dipahami betapa kuat pengaruh gaya hidup dan kehidupan masyarakat industri (modern) terhadap masyarakat berkembang. Sementara itu, orang yang tergolong masyarakat berkembang telah memeloporinya. Mereka yang berkesempatan lebih banyak ini tidak mampu meredam keinginan untuk bergaya hidup persis seperti mereka yang modern. Perangkat hidup yang belum perlu dan bahkan sama sekali tidak dibutuhkan, mereka paksakan untuk diadakan. Mereka memaksa untuk mempercepat waktu demi keinginan dan kepuasannya untuk diberi predikat modern. Karena posisi dan peran mereka ini sentral, yaitu sebagai pengendali akselerasi pembangunan masyarakat, maka dapat dipikirkan bahwa dari sinilah sumber pokok kehancuran sumber daya alam dan lingkungan hidup dimulai.Pada dewasa ini, gaya hidup modern-semu segelintir manusia telah mengalir kuat bagai arus yang melanda sikap mental dan tingkah laku moral masyarakat. Hampir setiap orang, jika mendapatkan kesempatan, membiarkan nafsu-nafsu serakahnya menjadi liar dalam memiliki kekayaan material. Kebahagiaan, sebagai tujuan asli, sudah bergeser ke tingkat yang lebih konkret dan positif, yakni kenikmatan hidup (biologis) pribadinya sebagai manusia. Sikap moral ”egosentristik” ini membuat jarak antara manusia dengan manusia lainnya, dengan alamnya, dan dengan Sang Penciptanya sendiri.Dalam hubungan di antara sesama manusia, istilah teman, keluarga, dan sebagainya, hanya tinggal istilah belaka. Semua hubungan sosial dibentuk dan dikembangkan atas pertimbangan tujuan (finalistic) yang menguntungkan pribadinya (egoistic). Terhadap alam sekitar, orang hanya memandang dengan sikap dan tingkah laku eksploitatif demi kenikmatan hidup (hedonistic) pribadinya. Sebaliknya, soal ”kelestarian alam” diangkat ke permukaan sebagai isu-isu yang sangat menarik dengan tanpa diimbangi oleh tingkah laku yang konkret dan konsekuen dalam melestarikannya. Justru di balik isu besar tentang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup itulah mereka diam-diam melakukan eksplorasi alam secara laluasa. Hubungan antar manusia dan alam sudah tidak lagi harmonis menurut asas sebab musabab, yang sebenarnya manusia itu bergantung sepenuhnya kapada alam.Demikian pula hubungan antara manusia dan sang Penciptanya. Arus deras kemajuan teknologo dan peridustrian yang eksploitatif, dan nyata-nyata mendorong perwujudan sikap moral yang egosentrismefinalistik, juga melanda kehidupan beragama dan keagamaan.Taraf kehidupan ini telah menjadi sedemikian dangkal, praktis dan pragmatis. Shalat dan bentuk-bentuk ibadah lainnya menjadi terkeping-keping. Tidak ada konsistensi, konsekuensi, dan sinkronisasi antara ketaatan dengan ketakliman keilahian dan segala perilaku sosial maupun kealaman. Di sana – sini tampak secara mencolok ketaatan dan ketakliman kepada Tuhan Sang Pencipta, tetapi hal itu tidak diimbangi dengan tingkah laku adil terhadap sesama manusia dan alam sebagai sumber kehidupannya. Agama dan kepercayaan lain hanya dipeluk dan disandang sebagai dekorasi diri, tidak ditumbuh kembangkan di dalam hati sanubari terdalam. Lebih celakanya lagi, agama sekadar difungsikan sebagai sarana penunjang demi memperoleh kemudahan dan kenikmatan hidup duniawi.Demikianlah kemajuan pikiran dan sikap moral sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan perindustrian. Keinginan dan impulsi-impulsi psikis tidak terbendung dan merajalela tanpa batas dalam mengejar kepuasan hidup duniawi yang serba sementara ini. Faktor-faktor keserakahan, kezaliman, kemiskinan, kepadatan penduduk, keterbelakangan pendidikanm dan melemahnya iman, semuanya secara tumpang tindih menjadi penyebab terancamannya kelestarian eksistensi hidup dan kehidupan umat manusia, yang dalam waktu bersama mengancam pula keberadaan alam sebagai sumber hidup dan kehidupan.Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perindustrian yang berdampak negatif itu merupakan karena ulah manusia itu sendiri. Dari manusia berasal dan wajar jika harus berbalik kepada manusia. Tidak ada yang lain, musuh yang paling riil bagi manusia adalah manusia itu sendiri. Dengan kata lain, demi kebahagiaan, ketentraman, keadilan dan kemakmuran, maka tugas pokok manusia adalah memerangi keserakahan, ketamakan, kezaliman, dan tingkah laku sejenis. Karena teknologi dan perindustrian berasal dari  ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah keturunan langsung filsafat, maka secara sistematik-bertahap, filsafat perlu bertanggung jawab terhadap teknologi dan dan perindustrian.C.     Etika Teknologi”Pendidikan moral” yang bersumber dari renungan kefilsafatan dan keagamaan seharusnya direalisasikan secara nyata sebagai basis ”pendidikan intelektuan”. Melalui sistem pendidikan seperti itu, tujuan hidup manusia, yaitu ”kebahagiaan”, harus dikonsepkan kembali dan segera diiringi dengan penanaman paham ilmu penetahuan dan teknologi adalah ”perangkat alat” yang tajam bagi tujuan kebahagiaan itu.Jika sesuatu itu bisa memberikan suatu kepuasan dan ketentraman hati, berarti kebahagiaan itu telah eksis. Adapun kepuasan dan ketentraman hati tersebut adanya. Sangat tergantung kepada tingkah laku manusia. Tidak setiap tingkah laku itu memberikan jaminan. Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu tigkah laku yang bertanggung jawab. Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang menurut posisi, fungsi dan keberadaannya.Keadilan sebagai dasar tingkah laku itu berlaku bagi hubungan antar manusia, manusia dan alamnya, dan antara manusia dengan Sang Penciptanya.Pada taraf hubungan antara sesama manusia, seseorang bisa berbuat atau tidak berbuat sesuatu kepada yang lain atas dasar ada atau tidaknya hak. Atau sering kali atas pertimbangan ada atau tidaknya kemampuan melakukan kewajiban tertentu. Sebagai warga negara, seseorang wajib membayar pajak sesuai dengan kedudukannya dan kekayaannya. Barulah ia resmi menjadi warga negara, dan karena itu ia bisa hidup dengan tenang dan bahagia di negara itu. Tetapi jika ia tidak mampu, maka seharusnya tidak mempengaruhi kedudukannya sebagai warga negara. Maka dari itu, suatu negara harus memiliki peraturan dan perundangan yang tidak bersifat eksploitatif, melainkan peraturan perundangan yang justru menghidupkan potensi warganya. Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu menghidupi warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara itu sendiri. Apalah artinya kekayaan negara berlimpah, jika warganya hidup menderita. Dengan demikian cara-cara dan teknologi pergaulan sosial seharusnya berkiblat kepada hak dan kewajiban sebagai basis kebahagiaan.Pada taraf hubungan antar manusia dengan alamnya juga harus diselenggarakan menurut prinsip keadilan. Orang dapat mengeruk kekayaan alam dan alam itu sendiripun rela. Tetapi, ketika sumber daya alam itu habis, maka mnusia pun akan kena murka alam secara hebat dan amat menakutkan. Dengan gundulnya hutan, alam marah dengan bencana banjir besarnya. Dengan habisnya karang laut, ombak besar membuat erosi atau abrasi besar-besaran di daerah pantai, Oleh karena itu manusia perlu berlaku adil terhadap alamnya. Yaitu dengan menggunakan teknologi canggih untuk memberikan hak sepenuhnya kepada alam, agar kemudian bisa secara etis menikmatinya. Jadi seharusnya teknologi bikan dipergunakan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran, melainkan sebaliknya digunakan sebagai dan atau menyuburkan sumber daya alam.Begitu pula hubungan antara manusia dengan Tuhan, Sang Penciptanya, prinsip keadilan juga harus menjadi dasar. Shalat dan ibadah kepada Allah SWT harus selalu diikuti dengan amal perbuatan yang sesuai kepada semua jenis makhluk ciptan-Nya. Rasanya, seluruh shalat dan ibadah kita pasti akan hangus jika tanpa diikuti dengan amal perbuatan baik sebanyak mungkin. Perbuatan tercela bukan saja terdapat pada kezaliman, melainkan juga terdapat pada perlakuan yang tidak adil terhadap alam. Melalui perbuatan adil kepada manusia dan alam, shalat dan ibadah kita baru mendapatkan makna nyata.Pendidikan moral yang berorientasi pada perilaku adil, jujur, bertanggung jawab, tepa selira baik kepada Tuhan, sesama manusia maupun dengan alam merupakan seperangkat ajaran yang tidak bisa dipotong-potong. Ajaran moral ini menekankan kepada asas kesebaban (causative), yang menghargai nilai asal muasal (seba-musabab) adanya sesuatu dan menomorduakan kepentingan diri pribadi yang selalu finalis dan egosentris. Lebih jelas lagi, prinsip moralitas keadilan tidak mengajarkan pencapaian kelimpahan harta benda kekayaan, melainkan mengajarkan kecukupan hidup. Artinya kewajaran hidup, yaitu mendapatkan segala fasilitas hidup secara adil, bukan karena serakah, tamak dan zalim yang selalu cenderung bersifat eksploitatif terhadap manusia maupun terhadap alam.Pendidikan moral seperti itu jelas memandang segala hasil sebagai usaha manusia mencapai kebahagiaan. Memang kekayaan harta itu mententramkan dan memuaskan hati, tetapi juga bisa membuat susah dan derita. Oleh karena itu, persoalannya adalah bagaimana membentuk sifat dan sikap moral yang mengutamakan kekayaan spiritual.Jika dipikirkan dengan menghubungkan kebahagiaan sebagai tujuan hidup dengan teknologi sebagai cara khusus ilmu pengetahuan untuk membuktikan kesahihan teori-teori ilmiahnya, maka teknologi sebenarnya merupakan sarana bagi salah satu tujuan hidup itu. Sebagai salah satu sarana, teknologi berorientasi kepada penyelenggaraan hidup lahiriah, yaitu ketertiban, keamanan dan kemakmuran sosial. Sementara itu, kebahagiaan bersifat ruhani atau spiritual, yang mengakar pada hati nurani manusia terdalam. Jadi, seluruh kegiatan tekhnologi dengan esensi kebahagiaan adalah sebanding dengan hubungan antara rasio dengan perasaan. Yang pertama berpatokan kepada hal-hal yang logis, matematis dan cenderung fisis, sedangkan yan kedua terlepas dari perhitungan-perhitungan logis dan matematis serta cenderung ke arah derajat spiritual yang amat pribadi.Perbedaan konteks di antara kedua hal tersebut menuntut adanya sikap moral yang tegas, khususnya mengenai penggunaan sarana teknologi yang terbatas hanya kepada konteks fisis dan tidak membiarkan memasuki suasana spiritual. Dengan kata lain, teknologi seharusnya tidak disetarakan tarafnya dengan kebahagiaan itu sendiri. Memerankan teknologi sebagai kebahagiaan, sudah pasti akan mengubah karakteristik, pola pikir, dan tingkah laku seseorang yang akan cenderung menjadi eksploitatif dan menghidup-suburkan perilaku serakah, tamak dan zalim terhadap siapa pun dan apa pun. Karena teknologi hanya berkemampuan fisis material belaka, bukan spiritual.Demikianlah, melaui filsafat ilmu pengetahuan, teknologi perlu secara etis dipergunakan sesuai dengan kedudukannya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup yang fisis-material. Karena itu, dengan teknologi, apa yang diharapkan manusia adalah kesempatan untuk mengembangkan hidup dan kehidupan yang semakin menjadi layak.BAB IIIPENUTUPA.     KesimpulanTeknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan niat dan tujuan dari si pencipta teknologi tersebut. Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi tersebut.Bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik khususnya mahasiswa diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan lingkungan.Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.B.     Saran1.      Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi tersebut.2.      Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi ligkungan sekitar, atau dengan kata lain, lingkungan di mana populasi-populasi berada.3.      Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.DAFTAR PUSTAKAAlisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu.
Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, Present and Future.
Englewood : Libraries Unlimited.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sutjipto. 2005. Kurikulum Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak         Pernah Terlambat. Jakarta: Kompas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/01/definisi-teknologi.htmlhttp://fikriw.wordpress.com/2008/05/20/definisi-teknologi/

Prosedur Pembelian Tunai

    Prosedur Pembelian Tunai
a.       Fungsi yang Terkait dengan Sistem Akuntansi Pembelian Tunai
Mulyadi (2001:299) menyatakan sistem akuntansi pembelian tunai digunakan dalam sebuah perusahaan untuk mengadakan barang yang diperlukan oleh perusahaan.
1)      Fungsi gudang : dalam sistem pembelian fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan untuk menyimpan barang yang di terima oleh fungsi penerimaan.
2)      Fungsi pembelian : fungsi pembelian bertanggung jawab untukmemperoleh informasi mengenai harga barang, menentukanpemasok yang di pilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkanorder pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3)      Fungsi penerimaan : didalam sistem ini, berfungsi untukmelakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barangyang di terima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknyabarang tersebut diterima perusahaan.

4)      Fungsi akuntansi : fungsi yang terkait dalam transaksi pembelianadalah fungsi pencatat utang dan fungsi pecatat persediaan. Dalamsistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggungjawab dalam mencatat transaksi pembelian, sedangkan system pecatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokokpersediaan barang yang dibeli dari kartu persediaan.

" Bagaimana Menurut anda tentang Artikel ini ?, Senang rasanya bila anda mau berbagi pendapat tentang artikel ini "

Semoga bermanfaat:)



akuntansi biaya

AKUNTANSI BIAYA
Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya menurut beberapa pakar:
1. Menurut Schaum
Pengertian dari Akuntansi biaya: adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya: Melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
1. Menurut Carter dan Usry
Pengertian dari Akuntansi Biaya: Penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
Pendekatan akuntansi biaya
Ada tiga pendekatan yang biasa dilakukan untuk akuntansi biaya, yaitu biaya standar (standard costing), biaya berdasarkan kegiatan (activity-based costing), dan biaya berdasarkan hasil (throughput accounting).
Revolusi dalam akuntansi biaya
Akuntansi biaya telah mengalami perubahan yang dramatis, dimana perkembangan sistem komputer hampir menghapuskan pembukuan secara manual. Akuntansi biaya kini telah menjadi kebutuhan nyata dalam semua organisasi termasuk bank, organisasi profesional, serta lembaga pemerintah. Dewasa ini telah banyak perusahaan yang memasang metode pabrikasi produk, perdagangan produk, atau pemberian jasa dengan bantuan komputer. Adanya teknologi ini telah sangat memberikan dampak terhadap akuntansi biaya.
Pengajaran dalam akuntansi biaya
Banyak bahan pelajaran yang diajarkan dalam akuntansi biaya, dimana kesemuanya selalu berkaitan dengan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses produksi. Pembelajaran yang dilakukan dalam akuntansi biaya antara lain mengenai penentuan harga pokok produk: bersama dan sampingan, harga pokok proses, pembiayaan: biaya variabel dan biaya tetap, biaya overhead pabrik, departementalasi biaya overhead, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja: langsung dan tidak langsung, pengendalian biaya, serta analisis biaya pemasaran.
Manfaat akuntansi biaya
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk dan jasa; serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
Keterbatasan dalam sistem akuntansi biaya
Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem akuntansi biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu hanya untuk memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya perubahan peratauran pelaporan

" Bagaimana Menurut anda tentang Artikel ini ?, Senang rasanya bila anda mau berbagi pendapat tentang artikel ini "

Semoga bermanfaat:)

pengertian aktiva menurut para ahli

Pengertian Aktiva Tetap dalam Wikipedia : Aktiva tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Contoh aset tetap antara lain : properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain.

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Haryono Yusuf dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi Keuangan”, bahwa “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”.(2001:153)

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Zaki Baridwan (2000;22) : “Aktiva Tetap adalah aktiva-aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung, mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain.”

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Slamet Sugiri (2009;137) Aset tetap adalah aset berwujud yang :
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001:154) aktiva tetap adalah “Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.”

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Arthur J Keown dan telah diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman, dalam bukunya “Dasar-dasar Manajemen Keuangan” (2001:82) : Aktiva tetap atau jangka panjang (fixed atau Long-term assets) terdiri atas peralatan, bangunan, tanah

Pengertian Aktiva Tetap Menurut PSAK 16 (2004 : 16.1) menyatakan bahwa ; “Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebihdari satu tahun.”

Pengertian Aktiva Tetap Menurut IAI melalui PSAK No.16 (2004:16.2) mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “Aset tetap (plant assets) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik, digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.”

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Warren, Reeve & Fess (2006:504) yang di alih bahasakan oleh Aria farahmita, Amanugrahani dan Taufik hendrawan, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen.”

Pengertian Aktiva Tetap Menurut H. Greuning dalam bukunya ”Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis” yang diterjemahkan oleh Edward Tanujaya, menjelaskan bahwa : ”Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan dipekirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode”. (2005;170)

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Wit & Erhans (2000;82) : Aktiva tetap adalah aktiva berujud yan berumur lebih dari satu tahun yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan untuk dijual kembali.

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Soemarso S.R dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar, menyatakan bahwa: “Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets) Adalah aktiva berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun,digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.” (2005:20)

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Mulyadi (2001 ; 591) dalam bukunya sistem akuntansi, bahwa : “Aktiva tetap adalah kekayaan yang di miliki perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat yang ekonomis lebih dari satu tahun, dan di peroleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk di jual kembali, karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap di sebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets)”.

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Horngren & Harison (1997: 502) adalah : “Aktiva yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk fisiknya memberikan kegunaan dari aktiva tersebut.”

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Hendi Somantri (2000:121) “Aktiva tetap atau disebut plant assets adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Pengertian Aktiva Tetap Menurut John J. Wild dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” yang diterjemahkan oleh Yanivi S. ”Aktiva tetap adalah aktiva berwujud tak lancar yang digunakan dalam proses manufaktur, penjualan ata
u jasa untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas selama lebih dari satu periode.” (2005;304)

" Bagaimana Menurut anda tentang Artikel ini ?, Senang rasanya bila anda mau berbagi pendapat tentang artikel ini "

Semoga bermanfaat:)

Damfak iptek


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
             Pada saat ini kita ketahui, masalah yang sering terjadi pada perkembangan intelektual dan emosional masyarakat adalah ketidak seimbangan antara keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah dengan berbagai media. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian- pengertian, serta konsep- konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat sekarang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan semakin modern mempengaruhi dunia pendidikan yang cenderung mengutamakan aspek kognitif (kecerdasan intelektual), sementara nilai-nilai afektif keimanan, ketakwaan, mengelola emosi dan akhlak mulia sebagaimana ditegaskan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kurang banyak dikaji dalam dunia pendidikan.
             Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Di satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis- jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin- mesin otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi- formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Jadi, kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar- benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun, manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.

B.     Rumusan Masalah
             Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
1.      Apakah dampak dari ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kehidupan manusia sebagai masyarakat ?

C.     Tujuan
            Tujuan dari rumusan masalah ini adalah untuk mengetahui dampak apa saja yang terjadi di masyarakat dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Teknologi
Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitasmanusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun jika pada kenyataannya teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu Pengetahuan?
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Teknologi didefinisikan sebagai paduan sempurna antara ilmu (science), rekayasa (engineering), seni (art), dan ekonomi.
Dalam dunia ekonomi, teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi "dunia" terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu :(1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala "dehumanisasi", tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.

B.     Perkembangan Iptek, Moralitas, Dan Ancaman
             Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
             Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan melalui dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi industri yang menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir  tentu saja  tidak bisa  dipisahkan dari  iptek;  belum lagi  menyebut  kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.
             Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
             Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri.
             Sementara ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) berhasil menyediakan segala macam kebutuhan hidup sehari-hari, moralitas manusia bergerak mengancam hidup dan kehidupan manusia itu sendiri. Iptek telah membuktikan secara nyata kemampuan melipat ganda produksi mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan sekunder. Keadaaan ini diiringi dengan perkembangan mentalitas dan sikap hidup manusia yang semakin “materialitas” saja. Kecukupan sandang dan pangan sudah bukan lagi menjadi arah lagi kegiatan hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup. Yang menjadi arah kegiatan hidupnya saat ini adalah mengumpulkan uang dan harta kekayaan. Kebahagiaan sudah berubah menjadi barang nyata berupa limpahan materi.
Manusia memang berpembawaan “ serba labil”. Perkembangan Iptek justru memberi angina bagi upaya pencapaian kepuasan yang semakin tidak terbatas tersebut. Teknologi berali peran dari “alat hidup” manjadi “tujuan hidup”. Tidak jarang manusia terseret ke dalam keampuhannya sehingga tingkah laku tamak, serakah, zalim, dan sebagainya, mewarnai jiwa setiap orang. Demikianlah kecenderungan adanya peralatan teknologi yang tidak lagi sesuai dengan arti dan fungsinya, melainkan lebih dijunjung sebagai pengangkat martabat dan derajat pribadinya di mata masyarakat. Karena itu, jenis makana, minuman, pakaian, perunmahan, mobil, computer, telepon, dan sebagainya, menjadi atribut baru yang dikejar-kejar oleh hamper setiap orang demi prestise social dan kebahagiaan diri pribadi.
Perkembangan Iptek sebenarnya wajar-wajar saja, karena manusia mempunyai kemampuan pikiran yang misterius. Ia memiliki perasaan lembut, keinginan yang serba tidak menentu, dan pikiran yang tajam, yang semuanya sulit diukur. Terlebih lagi berkat sumber daya alam yang semakin menipis karena kepadatan jumlah penduduk dunia. Keadaan ini mengakibatkan manusia yang “makhluk budaya” itu melipatgandakan upayanya menjadi semakin nyata, praktis, dan pragmatis. Ajaran-ajaran agama, pandangan-pandangan kefilsafan dan bahkan teori-teori ilmiah mulai ditinggalkan, karena semua itu terlalu jauh dari pengadaan kebutuhan hidup sehari-hari. Suasana dan keadaan demikian merupakan peluang bagi teknologi untuk secara leluasa menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi segala kepentingan hidup. 
Sejak ilmu pengetahuan berkembang menjadi semakin positif pada akhir abad ke-18 dan penemuan-penemuan teknologi pada abad ke-19, maka perindustrian pun berkembang pesat. Hal ini mengakibatkan adanya pelipatgandaan segala macam kebutuhan hidup. Akan tetapi, akibat sampingnya muncul kerusakan lingkungan hidup. Potensi sumber daya alam terancam habis. Pencemaran lingkungan air, udara, pencemaran tanah, dan sebagainya, semuanya mengancam kesehatan umat manusia.
Bukan hanya masyarakat industri saja yang mengalami persoalan demikian, masyarakat yang sedang berkembang pun akan mengalami hal serupa. Karena bahan-bahan mentah kebutuhab industri dialirkan dari daerah yang sedang berkembang. Hal ini terjadi karena beberapa faktor.  Diantaranya adalah faktor kemiskinan. Faktor ini muncul karena kepadatan penduduk yang diikuti tingkat pendidikan pendidikan yangrelatif rendah. Hutan ditebangi untuk perluasan lahan pertanian, kapur pegunungan, karang laut dan semua sumber daya alam dikuras demi kepentingan pengadaan kebutuhan hidup minimal semata.
 Berawal dari rendahnya tingkat pendidikan pula, dapat dipahami betapa kuat pengaruh gaya hidup dan kehidupan masyarakat industri (modern) terhadap masyarakat berkembang. Sementara itu, orang yang tergolong masyarakat berkembang telah memeloporinya. Mereka yang berkesempatan lebih banyak ini tidak mampu meredam keinginan untuk bergaya hidup persis seperti mereka yang modern. Perangkat hidup yang belum perlu dan bahkan sama sekali tidak dibutuhkan, mereka paksakan untuk diadakan. Mereka memaksa untuk mempercepat waktu demi keinginan dan kepuasannya untuk diberi predikat modern. Karena posisi dan peran mereka ini sentral, yaitu sebagai pengendali akselerasi pembangunan masyarakat, maka dapat dipikirkan bahwa dari sinilah sumber pokok kehancuran sumber daya alam dan lingkungan hidup dimulai.
Pada dewasa ini, gaya hidup modern-semu segelintir manusia telah mengalir kuat bagai arus yang melanda sikap mental dan tingkah laku moral masyarakat. Hampir setiap orang, jika mendapatkan kesempatan, membiarkan nafsu-nafsu serakahnya menjadi liar dalam memiliki kekayaan material. Kebahagiaan, sebagai tujuan asli, sudah bergeser ke tingkat yang lebih konkret dan positif, yakni kenikmatan hidup (biologis) pribadinya sebagai manusia. Sikap moral ”egosentristik” ini membuat jarak antara manusia dengan manusia lainnya, dengan alamnya, dan dengan Sang Penciptanya sendiri.
Dalam hubungan di antara sesama manusia, istilah teman, keluarga, dan sebagainya, hanya tinggal istilah belaka. Semua hubungan sosial dibentuk dan dikembangkan atas pertimbangan tujuan (finalistic) yang menguntungkan pribadinya (egoistic). Terhadap alam sekitar, orang hanya memandang dengan sikap dan tingkah laku eksploitatif demi kenikmatan hidup (hedonistic) pribadinya. Sebaliknya, soal ”kelestarian alam” diangkat ke permukaan sebagai isu-isu yang sangat menarik dengan tanpa diimbangi oleh tingkah laku yang konkret dan konsekuen dalam melestarikannya. Justru di balik isu besar tentang pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup itulah mereka diam-diam melakukan eksplorasi alam secara laluasa. Hubungan antar manusia dan alam sudah tidak lagi harmonis menurut asas sebab musabab, yang sebenarnya manusia itu bergantung sepenuhnya kapada alam.
Demikian pula hubungan antara manusia dan sang Penciptanya. Arus deras kemajuan teknologo dan peridustrian yang eksploitatif, dan nyata-nyata mendorong perwujudan sikap moral yang egosentrismefinalistik, juga melanda kehidupan beragama dan keagamaan.Taraf kehidupan ini telah menjadi sedemikian dangkal, praktis dan pragmatis. Shalat dan bentuk-bentuk ibadah lainnya menjadi terkeping-keping. Tidak ada konsistensi, konsekuensi, dan sinkronisasi antara ketaatan dengan ketakliman keilahian dan segala perilaku sosial maupun kealaman. Di sana – sini tampak secara mencolok ketaatan dan ketakliman kepada Tuhan Sang Pencipta, tetapi hal itu tidak diimbangi dengan tingkah laku adil terhadap sesama manusia dan alam sebagai sumber kehidupannya. Agama dan kepercayaan lain hanya dipeluk dan disandang sebagai dekorasi diri, tidak ditumbuh kembangkan di dalam hati sanubari terdalam. Lebih celakanya lagi, agama sekadar difungsikan sebagai sarana penunjang demi memperoleh kemudahan dan kenikmatan hidup duniawi.
Demikianlah kemajuan pikiran dan sikap moral sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan perindustrian. Keinginan dan impulsi-impulsi psikis tidak terbendung dan merajalela tanpa batas dalam mengejar kepuasan hidup duniawi yang serba sementara ini. Faktor-faktor keserakahan, kezaliman, kemiskinan, kepadatan penduduk, keterbelakangan pendidikanm dan melemahnya iman, semuanya secara tumpang tindih menjadi penyebab terancamannya kelestarian eksistensi hidup dan kehidupan umat manusia, yang dalam waktu bersama mengancam pula keberadaan alam sebagai sumber hidup dan kehidupan.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perindustrian yang berdampak negatif itu merupakan karena ulah manusia itu sendiri. Dari manusia berasal dan wajar jika harus berbalik kepada manusia. Tidak ada yang lain, musuh yang paling riil bagi manusia adalah manusia itu sendiri. Dengan kata lain, demi kebahagiaan, ketentraman, keadilan dan kemakmuran, maka tugas pokok manusia adalah memerangi keserakahan, ketamakan, kezaliman, dan tingkah laku sejenis. Karena teknologi dan perindustrian berasal dari  ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah keturunan langsung filsafat, maka secara sistematik-bertahap, filsafat perlu bertanggung jawab terhadap teknologi dan dan perindustrian.

C.     Etika Teknologi
”Pendidikan moral” yang bersumber dari renungan kefilsafatan dan keagamaan seharusnya direalisasikan secara nyata sebagai basis ”pendidikan intelektuan”. Melalui sistem pendidikan seperti itu, tujuan hidup manusia, yaitu ”kebahagiaan”, harus dikonsepkan kembali dan segera diiringi dengan penanaman paham ilmu penetahuan dan teknologi adalah ”perangkat alat” yang tajam bagi tujuan kebahagiaan itu.
Jika sesuatu itu bisa memberikan suatu kepuasan dan ketentraman hati, berarti kebahagiaan itu telah eksis. Adapun kepuasan dan ketentraman hati tersebut adanya. Sangat tergantung kepada tingkah laku manusia. Tidak setiap tingkah laku itu memberikan jaminan. Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu tigkah laku yang bertanggung jawab. Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang menurut posisi, fungsi dan keberadaannya.
Keadilan sebagai dasar tingkah laku itu berlaku bagi hubungan antar manusia, manusia dan alamnya, dan antara manusia dengan Sang Penciptanya.
Pada taraf hubungan antara sesama manusia, seseorang bisa berbuat atau tidak berbuat sesuatu kepada yang lain atas dasar ada atau tidaknya hak. Atau sering kali atas pertimbangan ada atau tidaknya kemampuan melakukan kewajiban tertentu. Sebagai warga negara, seseorang wajib membayar pajak sesuai dengan kedudukannya dan kekayaannya. Barulah ia resmi menjadi warga negara, dan karena itu ia bisa hidup dengan tenang dan bahagia di negara itu. Tetapi jika ia tidak mampu, maka seharusnya tidak mempengaruhi kedudukannya sebagai warga negara. Maka dari itu, suatu negara harus memiliki peraturan dan perundangan yang tidak bersifat eksploitatif, melainkan peraturan perundangan yang justru menghidupkan potensi warganya. Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu menghidupi warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara itu sendiri. Apalah artinya kekayaan negara berlimpah, jika warganya hidup menderita. Dengan demikian cara-cara dan teknologi pergaulan sosial seharusnya berkiblat kepada hak dan kewajiban sebagai basis kebahagiaan.
Pada taraf hubungan antar manusia dengan alamnya juga harus diselenggarakan menurut prinsip keadilan. Orang dapat mengeruk kekayaan alam dan alam itu sendiripun rela. Tetapi, ketika sumber daya alam itu habis, maka mnusia pun akan kena murka alam secara hebat dan amat menakutkan. Dengan gundulnya hutan, alam marah dengan bencana banjir besarnya. Dengan habisnya karang laut, ombak besar membuat erosi atau abrasi besar-besaran di daerah pantai, Oleh karena itu manusia perlu berlaku adil terhadap alamnya. Yaitu dengan menggunakan teknologi canggih untuk memberikan hak sepenuhnya kepada alam, agar kemudian bisa secara etis menikmatinya. Jadi seharusnya teknologi bikan dipergunakan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran, melainkan sebaliknya digunakan sebagai dan atau menyuburkan sumber daya alam.
Begitu pula hubungan antara manusia dengan Tuhan, Sang Penciptanya, prinsip keadilan juga harus menjadi dasar. Shalat dan ibadah kepada Allah SWT harus selalu diikuti dengan amal perbuatan yang sesuai kepada semua jenis makhluk ciptan-Nya. Rasanya, seluruh shalat dan ibadah kita pasti akan hangus jika tanpa diikuti dengan amal perbuatan baik sebanyak mungkin. Perbuatan tercela bukan saja terdapat pada kezaliman, melainkan juga terdapat pada perlakuan yang tidak adil terhadap alam. Melalui perbuatan adil kepada manusia dan alam, shalat dan ibadah kita baru mendapatkan makna nyata.
Pendidikan moral yang berorientasi pada perilaku adil, jujur, bertanggung jawab, tepa selira baik kepada Tuhan, sesama manusia maupun dengan alam merupakan seperangkat ajaran yang tidak bisa dipotong-potong. Ajaran moral ini menekankan kepada asas kesebaban (causative), yang menghargai nilai asal muasal (seba-musabab) adanya sesuatu dan menomorduakan kepentingan diri pribadi yang selalu finalis dan egosentris. Lebih jelas lagi, prinsip moralitas keadilan tidak mengajarkan pencapaian kelimpahan harta benda kekayaan, melainkan mengajarkan kecukupan hidup. Artinya kewajaran hidup, yaitu mendapatkan segala fasilitas hidup secara adil, bukan karena serakah, tamak dan zalim yang selalu cenderung bersifat eksploitatif terhadap manusia maupun terhadap alam.
Pendidikan moral seperti itu jelas memandang segala hasil sebagai usaha manusia mencapai kebahagiaan. Memang kekayaan harta itu mententramkan dan memuaskan hati, tetapi juga bisa membuat susah dan derita. Oleh karena itu, persoalannya adalah bagaimana membentuk sifat dan sikap moral yang mengutamakan kekayaan spiritual.
Jika dipikirkan dengan menghubungkan kebahagiaan sebagai tujuan hidup dengan teknologi sebagai cara khusus ilmu pengetahuan untuk membuktikan kesahihan teori-teori ilmiahnya, maka teknologi sebenarnya merupakan sarana bagi salah satu tujuan hidup itu. Sebagai salah satu sarana, teknologi berorientasi kepada penyelenggaraan hidup lahiriah, yaitu ketertiban, keamanan dan kemakmuran sosial. Sementara itu, kebahagiaan bersifat ruhani atau spiritual, yang mengakar pada hati nurani manusia terdalam. Jadi, seluruh kegiatan tekhnologi dengan esensi kebahagiaan adalah sebanding dengan hubungan antara rasio dengan perasaan. Yang pertama berpatokan kepada hal-hal yang logis, matematis dan cenderung fisis, sedangkan yan kedua terlepas dari perhitungan-perhitungan logis dan matematis serta cenderung ke arah derajat spiritual yang amat pribadi.
Perbedaan konteks di antara kedua hal tersebut menuntut adanya sikap moral yang tegas, khususnya mengenai penggunaan sarana teknologi yang terbatas hanya kepada konteks fisis dan tidak membiarkan memasuki suasana spiritual. Dengan kata lain, teknologi seharusnya tidak disetarakan tarafnya dengan kebahagiaan itu sendiri. Memerankan teknologi sebagai kebahagiaan, sudah pasti akan mengubah karakteristik, pola pikir, dan tingkah laku seseorang yang akan cenderung menjadi eksploitatif dan menghidup-suburkan perilaku serakah, tamak dan zalim terhadap siapa pun dan apa pun. Karena teknologi hanya berkemampuan fisis material belaka, bukan spiritual.
Demikianlah, melaui filsafat ilmu pengetahuan, teknologi perlu secara etis dipergunakan sesuai dengan kedudukannya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup yang fisis-material. Karena itu, dengan teknologi, apa yang diharapkan manusia adalah kesempatan untuk mengembangkan hidup dan kehidupan yang semakin menjadi layak.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan niat dan tujuan dari si pencipta teknologi tersebut. Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi tersebut.
Bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik khususnya mahasiswa diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan lingkungan.
Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.


B.     Saran
1.      Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi tersebut.
2.      Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi ligkungan sekitar, atau dengan kata lain, lingkungan di mana populasi-populasi berada.
3.      Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu.
Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, Present and Future.
Englewood : Libraries Unlimited.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sutjipto. 2005. Kurikulum Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak
         Pernah Terlambat. Jakarta: Kompas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/01/definisi-teknologi.html
http://fikriw.wordpress.com/2008/05/20/definisi-teknologi/

Trafic Visitor